Jakarta, AltCoin Calendar Indonesia
—
Berbagai
media internasional
ramai-ramai menyoroti insiden ambruknya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur.
Tragedi ini terjadi pada Senin (29/9) sore saat santri sedang melaksanakan salat asar. Hingga Selasa (30/9), tercatat ada tiga orang tewas imbas peristiwa ini. Sebanyak 91 orang juga diduga masih tertimbun reruntuhan bangunan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kantor berita
China
Xinhua
menyoroti jumlah korban dalam peristiwa ini. Dalam artikelnya,
Xinhua
menggarisbawahi insiden ambruk yang terjadi saat musala dipakai para santri padahal bangunan belum selesai.
“Kepala Kantor SAR Jawa Timur, Nanang Sigit, mengatakan kepada Xinhua bahwa kecelakaan yang terjadi di Pondok Pesantren Al Khoziny itu juga menyebabkan lebih dari 80 orang terluka dan 38 lainnya tertimbun. Ia mengatakan bangunan yang runtuh itu sedang menjalani renovasi tanpa izin pada saat kejadian,” tulis
Xinhua
.
Media Qatar
Al Jazeera
juga menyoroti korban yang merupakan peserta didik. Al Jazeera mencermati pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengenai peristiwa ini, yang termasuk sebagai bencana kegagalan teknologi dalam penerapan standar keselamatan.
“Badan tersebut menambahkan bahwa insiden ini menarik perhatian pada perlunya ‘penerapan standar keselamatan konstruksi yang ketat’,” tulis
Al Jazeera
.
Media Inggris seperti
The Guardian
dan
BBC
juga menyoroti insiden nahas ini. The Guardian dalam artikelnya menitikberatkan perasaan orang tua para santri yang berusaha mati-matian mencari anak mereka yang masih hilang.
“Keluarga-keluarga berkerumun di sekitar papan tulis berisi daftar korban selamat untuk mencari nama anak-anak mereka,” tulis The Guardian.
BBC
sementara itu memfokuskan pemberitaan pada upaya pencarian korban selamat.
BBC
melaporkan suara tangis dan jerit yang terdengar di balik reruntuhan, serta operasi penyelamatan yang dihentikan sementara karena potensi bangunan runtuh kembali.
“Ini merupakan sebuah pesantren tradisional di Indonesia. Banyak pesantren beroperasi secara informal, tanpa regulasi yang ketat atau pengawasan yang konsisten. Para santri di pesantren ini berusia antara 12 hingga 17 tahun,” tulis laporan
BBC
.
Media Eropa
Euronews
juga mengabarkan tragedi ini.
menyoroti jumlah korban yang kemungkinan akan terus bertambah seiring dengan operasi pencarian yang masih dilanjutkan.
“Setidaknya tiga siswa tewas dan lebih dari 100 orang terluka setelah sebuah bangunan ambruk di sebuah sekolah di Indonesia. Angka ini diperkirakan terus bertambah seiring berlanjutnya upaya penyelamatan, demikian menurut pihak berwenang pada Selasa,” lapor
Euronews
.
Baca lagi: Sinopsis Bon Appetit Your Majesty, YoonA Tetiba Jadi Koki di Masa Lalu
Baca lagi: Rossi Puji Keindahan Sirkuit Mandalika: Pemandangannya Cantik
Baca lagi: Kata-kata Fajar/Fikri usai Hantam Ganda Malaysia di Korea Open 2025